
Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membuat inovasi baru yakni menciptakan wastafel portabel yang memiliki kelebihan tersendiri dibanding wastafel lain.
Jika sebagian besar wastafel harus disentuh atau dioperasikan dengan tangan, maka wastafel buatan Mahasiswa FakultasHukum Universitas Muhammadiyah Malang ini sedang melaksanakan PMM (Pengabdian Masyarakat Oleh Mahasiswa) tepatnya di Dusun Supiturang Desa Bocek ini dioperasikan dengan cara diinjak.
Wastafel injak portabel tersebut sebagai wujud peran aktif dalam penanganan Virus Corona atau Covid-19 di Indonesia.
Adapun wastafel dibuat oleh Mahasiswa PMM Kelompok 29 Universitas Muhammadiyah Malang dengan warga sekitar dan karang taruna Desa Bocek Kecamatan Karangploso.
Minimalisir penyebaran virus
Maksud dioperasikan dengan diinjak tentu adalah untuk meminimalisir kemungkinan penyebaran virus. Kita tidak perlu menyentuh kran air serta sabun cair secara langsung karena keduanya secara teknis dapat dikendalikan menggunakan kaki dengan diinjak.
Latar belakang pembuatan alat ini karena ditengah kondisi pandemi corona ini masih banyak tempat umum yang belum dilengkapi dengan fasilitas untuk cuci tangan. Contohnya di pasar-pasar tradisional adalah tingkat kunjungan masyarakat masih tinggi. Hal ini diperparah dengan sebagian masyarakat yang masih enggan menggunakan fasilitas cuci tangan di tempat umum karena mungkin ragu akan kebersihannya.
Tak perlu pakai listrik
Untuk cara kerjanya, penggunaan alat ini hanya dengan menginjak pedal seperti pada pedal mobil hingga kran air terbuka serta sabun cair keluar dari botolnya.
"Wastafel ini juga tidak memerlukan aliran listrik dan dapat dipindah-pindah (portabel) sesuai kebutuhan, baik outdoor maupun indoor.
Selain pasar, alat ini juga cocok untuk digunakan di berbagai tempat umum seperti terminal, masjid, puskesmas, poliklinik, masjid, toko/minimarket, dan sejenisnya.
Adapun pembuatan prototipe wastafel itu menghabiskan waktu 3 hari. Setelah prototipe jadi, maka pihaknya hanya membutuhkan waktu 2 hari untuk pembuatan setiap unitnya.
Lebih jauh, menjelaskan bahwa biaya pembuatan tiap unitnya sangat terjangkau yakni tidak lebih dari 500 ribu saka per unit.
Sementara ini, produksi wastafel injak ini disumbangkan ke masjid dan mushola tempat TPQ terdekat di Dusun Supiturang Desa Bocek kecamatan karang ploso Kabupaten Malang, dan kami sudah terapkan di masyarakat Dusun Supiturang Desa Bocek di acara pernikahan adat setempat.